Perbedaan E Government dan E Governance

Perbedaan E Government dan E Governance

Era digital telah mendorong pentingnya E-Government dan E-Governance dalam dunia pemerintahan. E-Government menggunakan teknologi untuk menyediakan layanan publik secara elektronik, sementara E-Governance mencakup penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pengambilan keputusan pemerintah. Penting untuk memahami perbedaan antara keduanya agar dapat menciptakan pemerintahan yang responsif dan efisien di era digital ini.

Pengertian E-Government

 

Definisi E-Government

E-Government, yang juga dikenal sebagai Pemerintahan Elektronik, mengacu pada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk menyediakan layanan pemerintahan dan administrasi publik secara elektronik kepada warga negara dan pihak-pihak terkait. Tujuan utamanya adalah meningkatkan efisiensi, transparansi, aksesibilitas, dan partisipasi dalam menyampaikan layanan publik. E-Government mencakup berbagai aplikasi teknologi, termasuk portal pemerintah, aplikasi seluler, sistem manajemen dokumen elektronik, e-forms, dan solusi berbasis kecerdasan buatan untuk meningkatkan interaksi antara pemerintah dan warga negara.

 

Contoh implementasi E-Government di berbagai negara

  1. Singapura: Singapura telah menjadi salah satu contoh sukses implementasi E-Government. Mereka memiliki portal pemerintah yang menyediakan akses mudah ke berbagai layanan publik, termasuk pembayaran pajak, perizinan usaha, dan pendaftaran kendaraan secara online. Masyarakat juga dapat memberikan umpan balik dan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan melalui platform digital.

  2. Estonia: Estonia diakui sebagai salah satu negara pionir dalam E-Government. Mereka memiliki program "e-Estonia" yang mencakup identitas digital untuk semua warga negara, e-voting, dan sistem e-residency yang memungkinkan warga negara asing untuk mengakses layanan online dan melakukan bisnis di Estonia tanpa kehadiran fisik.

  3. Korea Selatan: Korea Selatan telah berhasil mengintegrasikan teknologi canggih dalam sistem pemerintahannya. Misalnya, mereka menggunakan solusi kecerdasan buatan untuk mengelola lalu lintas dan memprediksi kebutuhan layanan publik berdasarkan data pengguna.

     

Manfaat dan tujuan E-Government

Manfaat E-Government termasuk:

  • Peningkatan aksesibilitas layanan publik: Masyarakat dapat mengakses layanan pemerintah kapan saja dan di mana saja melalui platform elektronik.

  • Meningkatkan efisiensi: Penerapan E-Government mengurangi birokrasi dan waktu tanggap pemerintah terhadap permintaan masyarakat.

  • Transparansi dan akuntabilitas: E-Government dapat meningkatkan transparansi dalam pengelolaan sumber daya publik dan memfasilitasi pemantauan oleh masyarakat.

  • Partisipasi publik: Platform E-Government dapat mendorong partisipasi aktif warga negara dalam proses pengambilan keputusan dan memberikan masukan langsung kepada pemerintah.

Tujuan E-Government adalah meningkatkan pelayanan publik, mengoptimalkan sumber daya pemerintah, meningkatkan kualitas pengambilan keputusan, meningkatkan partisipasi publik, dan menciptakan pemerintahan yang lebih responsif dan inklusif.

 

Perbedaan E Government dan E Governance

 

Tantangan yang dihadapi dalam penerapan E-Government

Meskipun manfaatnya besar, penerapan E-Government juga dihadapi oleh sejumlah tantangan:

  • Keterbatasan akses teknologi: Tidak semua warga negara memiliki akses atau kemampuan menggunakan teknologi, sehingga potensi eksklusi sosial harus diatasi.

  • Keamanan data: Penerapan E-Government membutuhkan pengelolaan data yang cermat dan keamanan cyber yang kuat untuk melindungi informasi sensitif dan pribadi.

  • Biaya dan infrastruktur: Pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur teknologi yang diperlukan dapat menghadirkan biaya besar bagi pemerintah.

  • Resistensi terhadap perubahan: Tantangan budaya dan resistensi dari pihak-pihak yang tidak mendukung perubahan dapat menghambat adopsi teknologi baru.

  • Koordinasi antarlembaga: E-Government sering melibatkan berbagai departemen dan lembaga pemerintah, sehingga diperlukan koordinasi yang efektif untuk menghindari redundansi dan inkonsistensi.

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan komitmen politik yang kuat, partisipasi aktif dari masyarakat, serta kerja sama yang erat antara pemerintah, sektor swasta, dan pihak terkait lainnya.

 

Pengertian E-Governance

 

Definisi E-Governance

E-Governance, atau Tata Pemerintahan Elektronik, merujuk pada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, akuntabilitas, partisipasi, dan pengambilan keputusan dalam proses pemerintahan. Berbeda dengan E-Government yang lebih menekankan pada penyediaan layanan publik secara elektronik, E-Governance mencakup seluruh aspek dalam mengelola dan mengoperasikan pemerintahan, termasuk interaksi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.

 

Peran teknologi informasi dalam E-Governance

Teknologi informasi memainkan peran kunci dalam E-Governance dengan menyediakan berbagai alat dan platform yang memungkinkan berjalannya proses pemerintahan yang lebih efisien dan transparan. Beberapa peran utama teknologi informasi dalam E-Governance meliputi:

  1. Pengumpulan, penyimpanan, dan analisis data: Teknologi informasi memfasilitasi pengumpulan data dari berbagai sumber untuk mendukung pengambilan keputusan yang berbasis bukti dan analisis yang lebih baik.

  2. Layanan publik elektronik: E-Governance memanfaatkan teknologi informasi untuk menyediakan layanan publik yang lebih cepat, mudah diakses, dan efisien bagi masyarakat.

  3. Partisipasi publik: Teknologi informasi memungkinkan partisipasi publik yang lebih luas melalui platform online, survei digital, dan mekanisme konsultasi lainnya.

  4. Transparansi dan akuntabilitas: Dengan teknologi informasi, pemerintah dapat lebih mudah mempublikasikan informasi dan laporan terkait kegiatan pemerintahan, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.

  5. Pengambilan keputusan cerdas: E-Governance menggunakan teknologi kecerdasan buatan dan analisis data untuk membantu pemerintah dalam mengambil keputusan yang lebih baik dan akurat.

     

Hubungan antara E-Government dan E-Governance

E-Government dan E-Governance saling terkait dan seringkali digunakan bersama-sama, tetapi mereka memiliki fokus yang sedikit berbeda. E-Government berfokus pada penerapan teknologi informasi untuk menyediakan layanan publik secara elektronik, seperti pelayanan kesehatan, perizinan, dan administrasi pemerintahan. Sementara itu, E-Governance mencakup aspek yang lebih luas dalam proses pengelolaan pemerintahan, termasuk pengambilan keputusan, partisipasi publik, dan akuntabilitas.

 

Fokus dan lingkup E-Governance

Fokus utama E-Governance adalah menciptakan pemerintahan yang lebih efisien, terbuka, dan partisipatif dengan menggunakan teknologi informasi. Lingkup E-Governance mencakup:

  1. Peningkatan efisiensi: Menggunakan teknologi informasi untuk mengurangi birokrasi, mengotomatisasi proses, dan meningkatkan efisiensi dalam penyampaian layanan publik.

  2. Partisipasi publik: Melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan melalui platform partisipasi digital, polling, dan konsultasi publik online.

  3. Transparansi dan akuntabilitas: Memastikan keterbukaan informasi dan aksesibilitas data publik untuk meningkatkan akuntabilitas pemerintah.

  4. Penggunaan teknologi inovatif: Menerapkan teknologi terbaru seperti kecerdasan buatan, analisis data, dan Internet of Things untuk meningkatkan proses pengambilan keputusan dan pelayanan publik.

  5. Peningkatan layanan publik: Mengoptimalkan layanan publik yang ada dan mengembangkan layanan baru yang inovatif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

E-Governance berfokus pada perubahan budaya organisasi dan proses pemerintahan yang mendukung adopsi teknologi informasi secara holistik. Dengan menerapkan E-Governance yang efektif, pemerintah dapat meningkatkan kinerja mereka, mendekatkan diri dengan masyarakat, dan mencapai pemerintahan yang lebih inklusif dan responsif di era digital.

 

Perbedaan antara E-Government dan E-Governance

 

Perbedaan pada konsep dan pendekatan

  1. E-Government:

    • Konsep: E-Government merupakan penerapan teknologi informasi untuk memberikan layanan publik secara elektronik kepada masyarakat.
    • Pendekatan: E-Government lebih fokus pada penyediaan layanan publik yang efisien dan mudah diakses melalui platform digital. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi pemerintah dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
  2. E-Governance:

    • Konsep: E-Governance adalah penggunaan teknologi informasi untuk meningkatkan proses pengambilan keputusan, partisipasi publik, dan akuntabilitas dalam tata kelola pemerintahan.
    • Pendekatan: E-Governance mencakup seluruh aspek dalam pengelolaan pemerintahan, termasuk pengambilan keputusan berbasis data, partisipasi publik dalam proses kebijakan, dan peningkatan transparansi dalam pengelolaan sumber daya publik.

 

Perbedaan dalam aspek teknis dan non-teknis

  1. E-Government:

    • Aspek Teknis: E-Government lebih berfokus pada penggunaan teknologi informasi, seperti sistem manajemen basis data, aplikasi web, dan integrasi sistem, untuk menyediakan layanan publik secara elektronik.
    • Aspek Non-Teknis: Aspek non-teknis E-Government lebih menitikberatkan pada strategi penerapan, kebijakan, regulasi, manajemen perubahan, dan kapasitas sumber daya manusia untuk mengadopsi teknologi.
  2. E-Governance:

    • Aspek Teknis: E-Governance memanfaatkan teknologi informasi untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan data guna mendukung pengambilan keputusan pemerintahan yang lebih baik.
    • Aspek Non-Teknis: E-Governance juga mencakup perubahan budaya organisasi, keterlibatan aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan, dan keterbukaan informasi untuk meningkatkan akuntabilitas dan responsivitas pemerintah.

 

Perbedaan dalam tanggung jawab dan keterlibatan pihak-pihak terkait

  1. E-Government:

    • Tanggung Jawab: E-Government umumnya menjadi tanggung jawab departemen atau unit khusus dalam pemerintah yang bertugas mengembangkan dan menyediakan layanan publik elektronik.
    • Keterlibatan Pihak-Pihak Terkait: Penerapan E-Government biasanya lebih terfokus pada interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam penyediaan layanan publik.
  2. E-Governance:

    • Tanggung Jawab: E-Governance mencakup tanggung jawab seluruh pemerintahan dan pemangku kepentingan untuk mengadopsi teknologi informasi dalam seluruh proses pengambilan keputusan dan pengelolaan pemerintahan.
    • Keterlibatan Pihak-Pihak Terkait: E-Governance melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, sektor swasta, akademisi, dan LSM, untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan pemerintahan yang lebih transparan dan inklusif.

     

Perbedaan dalam dampak pada pemerintahan dan masyarakat

  1. E-Government:

    • Dampak pada Pemerintahan: E-Government dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas pemerintah dalam menyediakan layanan publik, mengurangi birokrasi, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya.
    • Dampak pada Masyarakat: Masyarakat mendapatkan manfaat akses lebih mudah dan cepat terhadap layanan publik, yang dapat meningkatkan kepuasan dan kualitas hidup.
  2. E-Governance:

    • Dampak pada Pemerintahan: E-Governance dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusan pemerintah berdasarkan data, partisipasi publik, dan keterbukaan informasi, sehingga meningkatkan akuntabilitas dan transparansi.
    • Dampak pada Masyarakat: E-Governance dapat memberdayakan masyarakat dengan memberikan kesempatan lebih besar untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan pemerintah, meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam urusan publik.

Dalam kesimpulannya, E-Government lebih fokus pada penyediaan layanan publik elektronik, sementara E-Governance mencakup seluruh aspek dalam tata kelola pemerintahan yang menggunakan teknologi informasi untuk meningkatkan proses pengambilan keputusan dan partisipasi publik. Keduanya saling melengkapi dalam menciptakan pemerintahan yang lebih efisien, terbuka, dan responsif di era digital.

 

Kesimpulan

 

Ringkasan perbedaan antara E-Government dan E-Governance

E-Government dan E-Governance adalah dua konsep terkait dalam transformasi pemerintahan menggunakan teknologi informasi. Meskipun sering digunakan bersama-sama, mereka memiliki perbedaan yang mendasar:

  1. E-Government lebih fokus pada penyediaan layanan publik secara elektronik dan efisien kepada masyarakat, sementara E-Governance mencakup seluruh aspek dalam tata kelola pemerintahan dengan meningkatkan proses pengambilan keputusan, partisipasi publik, dan akuntabilitas.

  2. Dalam aspek teknis, E-Government berfokus pada aplikasi teknologi informasi untuk layanan publik, sedangkan E-Governance memanfaatkan teknologi informasi untuk analisis data dan partisipasi publik.

  3. Tanggung jawab dalam E-Government biasanya ada pada departemen atau unit pemerintah yang menyediakan layanan publik, sedangkan E-Governance melibatkan seluruh pemerintahan dan pemangku kepentingan dalam proses pengambilan keputusan.

     

Pentingnya memahami peran keduanya dalam transformasi pemerintahan

Memahami perbedaan dan peran keduanya sangat penting dalam transformasi pemerintahan modern:

  1. Optimalisasi Layanan Publik: Dengan memahami E-Government, pemerintah dapat menyediakan layanan publik yang lebih efisien, mudah diakses, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

  2. Pengambilan Keputusan Berbasis Data: E-Governance memungkinkan pemerintah mengambil keputusan yang lebih baik dan akurat berdasarkan analisis data, sehingga menghasilkan kebijakan yang lebih efektif dan relevan.

  3. Keterlibatan Publik yang Lebih Aktif: E-Governance membuka pintu bagi partisipasi publik yang lebih luas dalam pengambilan keputusan pemerintahan, sehingga menciptakan pemerintahan yang lebih inklusif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat.

  4. Transparansi dan Akuntabilitas: Keduanya berkontribusi pada peningkatan transparansi dan akuntabilitas pemerintah, sehingga membangun kepercayaan publik dan memastikan penggunaan sumber daya publik secara efisien.

     

Prospek masa depan E-Government dan E-Governance

Prospek masa depan E-Government dan E-Governance menjanjikan berbagai potensi dan tantangan:

  1. Integrasi Teknologi Lebih Lanjut: Dalam beberapa tahun mendatang, perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan, komputasi awan, dan Internet of Things akan semakin diintegrasikan dalam pemerintahan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan.

  2. Peningkatan Partisipasi Publik: Peran masyarakat dalam proses pengambilan keputusan akan semakin ditingkatkan melalui platform partisipasi digital, memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berkontribusi aktif dalam perumusan kebijakan.

  3. Keamanan dan Privasi Data: Dalam menghadapi tantangan keamanan siber dan privasi data, pemerintah harus mengutamakan perlindungan data pribadi dan memastikan infrastruktur keamanan yang kokoh.

  4. Adopsi di Seluruh Tingkatan Pemerintahan: E-Government dan E-Governance perlu diadopsi di seluruh tingkatan pemerintahan, baik pemerintah pusat, daerah, maupun lembaga-lembaga publik, agar manfaatnya dapat dirasakan secara menyeluruh.

  5. Kolaborasi antara Negara-Negara: Negara-negara dapat saling belajar dan berkolaborasi untuk mengadopsi praktik terbaik dalam E-Government dan E-Governance, sehingga menciptakan pemerintahan yang lebih maju dan inklusif di tingkat global.

Dengan terus mengembangkan dan meningkatkan implementasi E-Government dan E-Governance, pemerintahan dapat mencapai efisiensi yang lebih besar, partisipasi publik yang lebih aktif, dan transparansi yang lebih tinggi dalam menghadapi tantangan dan peluang di era digital ini.

 

 

Petik Kesegaran dan Kenikmatan Strawberry di Granada Hills Ciwidey

Petik Kesegaran dan Kenikmatan Strawberry di Granada Hills Ciwidey

Ciwidey, sebuah kota kecil di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menyimpan destinasi wisata yang sangat menarik dan populer. Berada di ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut, suhu udara yang sejuk dan segar menambah daya tarik tempat ini. Salah satu destinasi paling terkenal di Ciwidey adalah petik strawberry di kebunnya yang menawarkan pengalaman seru memetik stroberi segar langsung dari kebunnya.

Tapi tunggu, ada lebih dari sekadar itu! Pengunjung di Ciwidey dapat menikmati keindahan alam dan mengeksplorasi berbagai aktivitas wisata yang menarik, seperti berfoto di spot-spot indah dan mencoba berbagai olahan stroberi yang lezat dan segar. Tidak hanya itu, Ciwidey juga memiliki sebuah tanah kavling yang sangat menarik bernama Granada Hills Ciwidey, sebuah desa wisata petik stroberi dengan lokasi strategis di tengah-tengah kebun stroberi.


Granada Hills Ciwidey

Di tengah keindahan alam Ciwidey, wisata petik strawberry menjadi salah satu destinasi yang paling populer. Pengunjung dapat merasakan keseruan memetik buah stroberi segar langsung dari kebunnya, serta menikmati suasana alam yang indah di sekitarnya. Tidak hanya itu, di kebun stroberi Ciwidey, pengunjung juga dapat menikmati berbagai aktivitas wisata menarik seperti berfoto di spot-spot indah atau menikmati produk olahan stroberi yang lezat dan segar seperti selai, jus, es krim, dan coklat stroberi.

Jangan khawatir jika Anda merasa lapar setelah puas memetik stroberi di kebunnya, di sekitar area wisata petik stroberi terdapat berbagai warung makanan dan kedai yang menjual kuliner khas Ciwidey seperti nasi liwet, batagor, dan seblak. Nikmati makanan khas Ciwidey sambil menikmati suasana alam yang menyejukkan di sekitar kebun stroberi. 

Selain itu, bagi para wisatawan yang ingin berinvestasi, Granada Hills Ciwidey adalah tanah kavling strategis yang menawarkan peluang emas untuk masa depan finansial Anda. Tanah kavling tersebut terletak di tengah desa wisata petik stroberi, dan dapat diharapkan terus mengalami kenaikan harga yang didukung oleh konsep desa wisata petik stroberi yang semakin berkembang. 

Granada Hills Ciwidey juga menawarkan berbagai fasilitas pendukung dan proyeksi pembangunan yang besar seperti rencana pembangunan Tol Soreang - Ciwidey, serta tanah yang subur dan menjadi alternatif wisata di Jawa Barat. Jadi, bagi Anda yang mencari pengalaman wisata yang berbeda dan menarik di Ciwidey, jangan lewatkan untuk mengunjungi Granada Hills Ciwidey, desa wisata petik stroberi Ciwidey.

Ingin berinvestasi di masa depan? Tanah kavling di Granada Hills Ciwidey adalah pilihan tepat! Selain memiliki potensi harga yang terus naik, lokasinya yang ditengah-tengah desa wisata petik stroberi menjadikannya aset yang sangat berharga. Dukungan dari berbagai fasilitas pendukung dan proyeksi pembangunan yang masif, termasuk rencana pembangunan Tol Soreang - Ciwidey, tanah yang subur, serta menjadi alternatif wisata di Jawa Barat semakin menambah nilai jual tanah kavling tersebut.

Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi Granada Hills Ciwidey dan nikmati pengalaman wisata yang berbeda dan menarik di Ciwidey. Temukan kesegaran alam dan stroberi segar yang hanya bisa Anda dapatkan di tempat ini. Yuk, segera kunjungi Granada Hills Ciwidey untuk info selengkapnya! 

Pengertian E-business dan E-commerce Dari 4 Perspektif

Pengertian E-business dan E-commerce Dari 4 Perspektif

Pengertian E-business dan E-commerce

E-Bussiness dan E-Commerce merupakan istilah yang sering kita dengar tiap kali kita membahas tentang internet marketing. Dalam postingan sebelumnya, kita membahas tentang manfaat internet dalam pencarian informasi dimana dalam pembahasan itu kita tahu berbagai macam kemudahan dalam mencari informasi dengan menggunakan internet.

namun seiring dengan zaman, perkembangan teknologi internet saat ini terbilang sangat cepat dan pesat, hal ini ditandai dengan semakin banyak bermunculan teknologi-teknologi berbasis internet ditengah harapan manusia yang mengiginkan menyelesaikan pekerjaan bekerja dan melakukan aktifitas sehari-hari dengan mudah, efektif, dan efisien.

Perkembangan tersebut rupanya merambah keberbagai bidang dan salah satunya di bidang ekonomi dan marketing. Nah, dalam pembahasan kali ini kita akan membahas tentang e-bussiness dan e-commerce, kita akan cari tahu tentang pengertian e-business dan e-commerce serta perbedaan dan persamaan dari kedua istilah tersebut. berikut ulasannya.


Pengertian E-Bussiness dan E-Commerce


 

Pengertian E-COMMERCE

Electronic Commerce atau biasa disebut dengan E-Commerce Merupakan  tempat transaksi bisnis berlangsung melalui jaringan telekomunikasi terutama Internet. E-commerce menggambarkan pembelian dan penjualan produk, layanan, dan informasi melalui jaringan komputer termasuk internet. E-commerce adalah tentang melakukan bisnis secara elektronik.

E-Commerce juga dapat diartikan sebagai suatu proses berbisnis dengan menggunakan teknologi elektronik yang menghubungkan antara perusahaan, konsumen dan masyarakat dalam bentuk transaksi elektronik dan pertukaran/penjualan barang, servis, dan informasi secara elektronik (Munawar, 2009:1). sedangkan pengertian E-Commerce (Perdagangan Elektronik) menurut Jony Wong (2010:33) adalah pembelian, penjualan dan pemasaran barang serta jasa melalui sistem elektronik. Seperti televisi, radio dan jaringan komputer atau internet.

E-Commerce Pada awalnya istilah e-commerce muncul pertama kali pada tahun 1994, saat  winsitu muncul dalam bentuk banner elektronik disuatu halaman website untuk tujuan promosi dan periklanan. Pada tahun 2013, sekitar 155 juta konsumen Amerika diperkirakan akan membelanjakannya sekitar $ 419 miliar, membeli barang dan layanan online melalui perangkat mobile.


Definisi E-commerce dari 4 Perspektif

Dalam buku karya Dave Caffey yang berjudul E-Bussines and E-Commerce Management Strategis, menyebutkan bahwa ruang lingkup e-commerce tidak hanya mengacu pada jual-beli (transaksi) menggunakan internet saja tapi juga pada saat pelanggan melakukan permintaan untuk memperoleh informasi mengenai produk, dan lain-lainya.

Bahkan dalam menurut Kalakota dan whinstone pada tahun 1997 menyebutkan definisi e-commerce dalam empat perspektif, yaitu :

Perspektif komunikasi, E-Commerce ialah sebuah proses pengiriman barang, layanan, informasi, atau pembayaran melalui komputer ataupun peralatan elektronik lainnya.

Perspektif  proses bisnis, E-Commerce merupakan sebuah aplikasi dari suatu teknologi menuju otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran kerja.

Perspektif layanan, E-Commerce ialah suatu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, manajemen, dan konsumen  untuk mengurangi biaya layanan (service cost) ketika meningkatkan kualitas barang dan meningkatkan kecepatan layanan pengiriman

Perspektif online, E-Commerce menyediakan kemampuan untuk membeli dan menjual produk atau barang serta informasi melalui layanan internet maupun sarana online yang lainnya.

 

Jenis-jenis E-Commerce

Ada banyak cara untuk mengklasifikasikan transaksi E-Commerce. Salah satunya dengan melihat sifat peserta yang terlibat dalam transaksi e-Commerce. Berdasarkan sifat penggunanya, E-Commerce dibagi menjadi 3 jenis  (Laudon, 2003:45):

  • E-Commerce bisnis ke konsumen (B2C) melibatkan penjualan produk dan layanan secara eceran kepada pembeli perorangan.
  • E-Commerce bisnis ke bisnis (B2B) melibatkan penjualan produk dan layanan antar perusahaan.
  • E-Commerce konsumen ke konsumen (C2C) melibatkan konsumen yang menjual secara langsung ke konsumen.

 

Komponen E-Commerce

E-Commerce memiliki beberapa komponen standar yang dimiliki dan tidak dimiliki transaksi bisnis yang dilakukan secara offline, yaitu (Hidayat, 2008:7):

  • Produk: Banyak jenis produk yang bisa dijual melalui internet seperti komputer, buku, musik, pakaian, mainan, dan lain-lain.
  • Tempat menjual produk (a place to sell): tempat menjual adalah internet yang berarti harus memiliki domain dan hosting.
  • Cara menerima pesanan: email, telpn, sms dan lain-lain.
  • Cara pembayaran: Cash, cek, bankdraft, kartu kredit, internet payment (misalnya paypal).
  • Metode pengiriman: pengiriman bisa dilakukan melalui paket, salesman, atau didownload jika produk yang dijual memungkinkan untuk itu (misalnya software).
  • Customer service: email, formulir on-line, FAQ, telpon, chatting, dan lain-lain.

 

Manfaat E-Commerce

E-commerce memiliki beberapa manfaat, baik itu organisasi, perusahaan dan masyarakat itu sendiri, berikut beberapa manfaat dari e-commerce (Suyanto, 2003:50-51):

 

Bagi organisasi pemilik e-commerce

  • Memperluas market place hingga kepasar nasional dan internasional.
  • Dengan capital outplay yang minim, sebuah perusahaaan dapat dengan mudah menemukan lebih banyak pelanggan, supplier yang lebih baik dan partner bisnis yang paling cocok dari seluruh dunia.
  • E-commerce menurunkan biaya pembuatan, pemrosesan, pendistribusian, penyimpanan, dan pencarian informasi yang menggunakan kertas.
  • E-commerce mengurangi waktu antara outlay modal dan penerimaan produk dan jasa.

Bagi konsumen 

  • E-commerce memungkinkan pelanggan untuk berbelanja atau melakukan transaksi selama 24 jam sehari sepanjang tahun dari hampir setiap lokasi.
  • E-commerce memberikan lebih banyak pilihan kepada pelanggan, mereka bisa memilih berbagai produk dari banyak vendor.
  • E-commerce menyediakan produk dan jasa yang tidak mahal kepada pelanggan dengan cara mengunjungi banyak tempat dan melakukan perbandingan secara cepat.
  • Pelanggan bisa menerima informasi yang relevan secara detil dalam hitungan detik, bukan lagi hari atau minggu.

 

Bagi masyarakat

  • E-commerce memungkinkan orang untuk bekerja didalam rumah dan tidak harus keluar rumah untuk berbelanja. Ini berakibat menurunkan arus kepadatan lalu lintas dijalan serta mengurangi polusi udara.
  • E-commerce memungkinkan orang di negara-negara dunia ketiga dan wilayah pedesaan untuk menikmati aneka produk dan jasa yang akan susah mereka dapatkan tanpa e-commerce.

 

Proses Transaksi E-Commerce

Agar sebuah perdagangan antar pembeli dan penjual dapat dilakukan, maka harus ada satu proses tertentu. Proses transaksi E-Commerce bisa mencakup tahap-tahap sebagai berikut (Suyanto, 2003:46):

  • Show. Penjual menunjukkan produk atau layanannya di situs yang dimiliki, lengkap dengan detail spesifikasi produk dan harganya.
  • Register. Konsumen melakukan register untuk memasukkan data-data identitas, alamat pengiriman dan informasi login.
  • Order. Setelah konsumen memilih produk yang diinginkan, konsumen pun selanjutnya melakukan order pembelian.
  • Payment. Konsumen melakukan pembayaran.
  • Verification. Verifikasi data konsumen sepeti data-data pembayaran (No. rekening atau kartu kredit).
  • Deliver. Produk yang dipesan pembeli kemudian dikirimkan oleh penjual ke konsumen.


Pengertian E-BUSSINESS

Seperti halnya e-commerce, e-business (bisnis elektronik) juga memiliki sejumlah definisi yang berbeda dan digunakan dalam sejumlah konteks yang berbeda. Salah satu yang pertama menggunakan istilah tersebut adalah IBM, pada bulan Oktober 1997, saat meluncurkan kampanye yang dibangun di seputar bisnis elektronik. Saat ini, perusahaan besar memikirkan ulang bisnis mereka dalam hal Internet dan budaya dan kemampuan barunya dan inilah yang oleh beberapa orang dipandang sebagai bisnis elektronik.

 

Definisi E- Bussiness.

Bisnis elektronik (e-business) dapat didefinisikan sebagai penggunaan internet untuk jaringan dan memberdayakan proses bisnis, perdagangan elektronik, komunikasi organisasi dan kolaborasi dalam perusahaan dan dengan pelanggan, pemasok, dan pemangku kepentingan lainnya. E-business menggunakan internet, intranet, extranet dan jaringan lainnya untuk mendukung proses komersial mereka.

Ada perdebatan tentang makna dan keterbatasan e-commerce dan e-business. Beberapa berpendapat bahwa, e-commerce mencakup seluruh dunia aktivitas organisasi berbasis elektronik yang mendukung pertukaran pasar perusahaan-termasuk infrastruktur keseluruhan sistem informasi perusahaan (Rayport dan Jaworski, 2003). Yang lain berpendapat, di sisi lain, bisnis elektronik mencakup keseluruhan dunia aktivitas internal dan eksternal yang berbasis elektronik, termasuk e-commerce (Kalakota dan Robinson, 2003).


 

Perbedaan E-Business dan E-Commerce

Meskipun istilah e-business dan e-commerce sering digunakan secara sinonim, perbedaan antara keduanya terletak pada rentang proses e-business yang lebih luas yang menggabungkan transaksi internal dalam sebuah organisasi. Ini termasuk transaksi yang berkaitan dengan pengadaan, logistik, manajemen rantai pasokan, pembayaran, pengendalian stok dan pelacakan pesanan.

Seperti yang Chaffey (2004) catat, e-commerce paling baik dipahami sebagai subset dari bisnis elektronik. Dimana dua konsep tumpang tindih tersebut ada dalam pembelian dan penjualan produk dan jasa. Dan berikut adalah perbedaan lainnya antara E-Commerce dengan E-Bussiness.

E-business mencakup area yang sangat luas, mulai dari pembangunan modal, sumber daya manusia, sumber daya teknologi, proses marketing dan pemasaran, manajemen perkantoran, proses audit, dan segala macam elemen lainnya. Sedangkan, e-commerce hanya berfokus pada proses jual beli atau pemindahtanganan yang dilakukan melalui proses transaksi secara elektronik di sebuah situs.

E-commerce merupakan bagian kecil dari sebuah e-business. Ibaratnya, apabila kita ibaratkan sebagai tubuh manusia, e-business adalah seluruh tubuh manusia, sedangkan e-commerce hanyalah bagian tangan kiri atau tangan kanan manusia saja.

E-commerce hanya membutuhkan spesifikasi dan jga kemampuan analisa dari segi penjualan dan transaksi saja. Sedangkan e-business membutuhkan pertimbanan matang dari berbagai aspek, mulai dari aspek pemasaran, produksi, dan sebagainya.

 

PERSAMAAN E-COMMERCE DENGAN E-BUSSINES

Selain perbedaan seperti yang telah disebutkan di atas, e-business dan e-commerce juga memiliki kesamaan tujuan utama yaitu untuk memajukan perusahaan menjadi perusahaan yang lebih besar dari sebelumnya. E-Business dan E-Commerce merupakan terobosan yang dapat mendongkrak penjualan melalui online marketing dan sebagai sarana mempromosikan produk melalui media internet.


Itulah ulasan materi mengenai Pengertian E-Bussiness dan E-Commerce. Baca juga artikel lainnya yang mengulas banyak hal mengenai teknologi, digital, dan materi kuliah lainnya.

 

Simak Artikel Lainnya 

 

Referensi :

Kenneth C. Laudon & Carol Guercio Traver, E-Commerce 2004 Business. Technology. Society.

Colin Combe, Introduction to E-business Management and strategy.

Janice Reynolds, The Complete E-Commerce Book: Design, Build, & Maintain a Successful Web-based Business, Second Edition.

Electronic Commerce: The Strategic Perspective

 

Pengertian HAKI Adalah Hak Kekayaan Intelektual

Pengertian HAKI Adalah Hak Kekayaan Intelektual

Hak Kekayaan Intelektual atau disingkat “HAKI”


Pengertian Haki Adalah Hak Kekayaan Intelektual

atau disingkat “HAKI” adalah hak yang timbul atas hasil olah pikir otak manusia yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia. Secara umum dapat dikatakan bahwa obyek yang diatur dalam Hak Kekayaan Intelektual adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia.

Olehnya ada beberapa pendapat bahwa hak-hak tersebut digolongkan ke dalam hak-hak atas barang-barang yang tak berwujud atau intangible. Analoginya adalah jika ide-ide tersebut keluar dari fikiran manusia dan menjelma dalam suatu ciptaan kesusasteraan, ilmu pengetahuan, dan lain-lain, maka menjadi benda berwujud (tangible) dan dapat menjadi sumber keuntungan.

Digolongkannya hak-hak tersebut ke dalam hukum harta kebendaan adalah karena hak-hak tersebut memililki sifat-sifat hak-hak kebendaan dan dapat dimiliki secara absolut (hak mutlak). Ciri utamanya adalah hak-hak tersebut dapat dijual, dilisensikan, diwariskan dan lain-lain layaknya hak kebendaan lainnya. Pada intinya hak tersebut dapat dipindahtangankan kepemiilikannya dengan dasar alasan sah yang  dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.

HAKI Sebagai Hak Privat


Dari sinilah ciri khas Hak Kekayaan Intelektual sebagai hak privat (private rights). Seseorang bebas untuk mengajukan permohonan atau mendaftarkan karya intelektualnya atau tidak. Hak Khusus yang diberikan Negara kepada individu pelaku HAKI (inventor, pencipta, pendesain, dsb) tiada lain dimaksudkan sebagai penghargaan atas hasil karya (kreativitas)nya dan agar orang lain terangsang untuk dapat lebih lanjut mengembangkannya lagi, sehingga dengan sistem HAKI tersebut kepentingan masyarakat ditentukan melalui mekanisme pasar. Di samping itu, sistem hak kekayaan Intelektual juga menuntut diadakannya sistem dokumentasi yang baik atas segala bentuk kreativitas manusia sehingga kemungkinan dihasilkannya teknologi atau hasil karya lainnya yang sama dapat dihindarkan/dicegah. Dengan dukungan dokumentasi yang baik tersebut, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkannya dengan maksimal untuk keperluan hidupnya atau mengembangkannya lebih lanjut untuk memberikan nilai tambah yang lebih tinggi lagi.

Teori Hak Kekayaan Intelektual


Dalam teori perlindungan hak kekayaan intelektual ada beberapa teori seperti teori reward, teori recovery, teori incentive, dan teori risk. Menurut teori reward (penghargaan), pencipta atau penemu yang menghasilkan ciptaan atau penemuan harus dilindungi dan harus diberi penghargaan atas hasil jerih payahnya menghasilkan penemuan atau ciptaan.

Dan menurut teori recovery, pencipta atau penemu yang menghasilkan ciptaan atau penemuan dengan mengeluarkan tenaga, waktu dan biaya harus diberi kesempatan untuk meraih kembali apa yang telah ia keluarkan tersebut.

Selanjutnya menurut teori incentive menyatakan bahwa dalam rangka untuk menarik minat, upaya dan dana bagi pelaksanaan dan pengembangan kreativitas penemuan, serta menghasilkan sesuatu yang baru, diperlukan adanya suatu incenitve agar dapat memacu kegiatan-kegiatan penelitian dapat terjadi lagi.

Sedangkan menurut teori risk (resiko) menyatakan bahwa kekayaan intelektual merupakan hasil karya yang mengandung resiko, sehingga adalah wajar untuk memberi perlindungan kepada kegiatan yang mengandung resiko tersebut.



HAKI Merupakan Sistem Hukum Positif 


Dari teori-teori tersebut di atas dapat dipahami bahwa dasar filosofis perlindungan HAKI sangat dipengaruhi oleh mazhab hukum alam yang menekankan pada faktor manusia dan penggunaan akal. Berdasarkan pemikiran tersebut Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) diakui sebagai hasil kreasi dari pekerjaan dengan memakai kemampuan intelektual manusia. 

Dengan demikian pribadi yang menghasilkannya mendapat hak kepemilikannya secara alamiah (natural acquisition). Dalam sistem hukum Romawi cara perolehan hak sedemikian tersebut didasarkan atas asas “suum cuique tribuere”, yang menjamin benda yang diperoleh adalah kepunyaan orang tersebut.

Kemudian pada tingkatan yang paling tinggi dari hubungan kepemilikan tersebut, hukum bertindak lebih jauh dan menjamin bagi setiap penguasaan dan penikmatan eksklusif atas benda ciptaannya tersebut dengan bantuan negara.

Sebagai suatu sistem hukum modern, sesuai dengan pandangan H.L.A. Hart tentang konsep hukum (concept of law),1 sistem Hak Kekayaan Intelektual juga merupakan suatu sistem yang logis karena merupakan perwujudan dari kehendak manusia sehubungan dengan tuntutan kehidupan bersama.

Dalam keadaan ini sistem HAKI merupakan sistem hukum positif yang dalam operasionalisasi dan misinya mempunyai empat penunjang, yaitu:

1. adanya aspek perintah;
2. mengandung aspek kewajiban yang melekat dalam norma hukum yang diberlakukannya;
3. adanya aspek sanksi tertentu yang bersifat memaksa; dan
4. mempunyai aspek kedaulatan dalam keberadaannya




Digital Branding : 4 Hal Penting Digital Branding

Digital Branding : 4 Hal Penting Digital Branding

Apa itu branding 


Digital Branding sangat dibutuhkan pada suatu merek ataupun produk di era digital. Apalagi dalam sebagian kurun waktu terakhir, branding juga diterapkan pada personal( orang). hal tersebut dirasa sangat berarti untuk membentuk anggapan orang terhadap merek/ produk kepunyaan kita. Tetapi, tahukah kamu ?teknologi digital sangat mempengaruhi trend branding dikala ini.


APA ITU DIGITAL BRANDING ?


Branding merupakan suatu sebutan yang menggambarkan suatu kegiatan untuk mengkomunikasikan/ mengantarkan/membentuk brand identity dari suatu brand/ merk/produk sebagai upaya membangun persepsi konsumen kepada brand/produk tersebut. Dari branding ini, kita dapat lebih dekat pada sasaran konsumen yang lebih khusus cocok dengan positioning dari brand/ produk yang kita pasarkan.

Digital Branding ialah suatu konsep pemasaran yang mengaitkan teknologi digital bagaikan media branding. Dengan adanya teknologi banyak hal yang dapat dapat diselesaikan. Dalam konteks branding, teknologi digital sanggup membuat kegiatan branding kita jadi lebih efisien, belum lagi jika bicara soal jangkauan yang luas. Jika kita pasang iklan di billboard  Hanya orang yang melalui aja yang mungkin memandang, jika di media digital kita apalagi dapat menargetkan pasar tertentu bersumber pada geografi, demografi apalagi bersumber pada atensi.

4 Hal Penting Digital Branding

Banyak sekali kebutuhan branding, mulai dari tools sampe ke strateginya. Hanya untuk permulaan, kita coba bahas yang basic dahulu ya;

Hal Penting dalam Branding : Brainstorming

lakukan Brainstorming terhadap brand/ produk kita, ini penting sekali untuk awalan. Sebab dari situlah kita akan tahu kelebihan serta kekurangan dari produk kita serta pula kita akan tahu diferensiasi apa yang ingin kita tonjolkan di brand/ produk kita. Di fase ini, kita bakal tau nih jati diri dari brand/ produk kita, positioning produk serta pula konsep apa yang pas buat mem- brandingnya.


Hal Penting dalam Branding : Komponen Brand Identity

setelah kita tahu jati diri dari brand/ produk kita, berikutnya yang butuh kita siapkan merupakan Komponen Brand Identity. Brand identity itu suatu dalam wujud visual ataupun suara yang merepresentasikan bukti diri dari brand/ produk kita. Nah contohnya merupakan, Nama, Logo, Slogan, Eksperiental/ cerita dibalik brand, Narasi.

Hal Penting dalam Digital Branding : Media Branding

Nah berikutnya yang butuh kita siapin merupakan Media Branding. Media branding ini gak kalah berartinya. Kita pantas bersyukur sebab kita hidup di masa dimana teknologi tumbuh dengan pesat serta seluruh kegiatan dapat terasa lebih gampang serta efisien tercantum kegiatan kita dalam perihal mem- branding produk kita. Buat Media Branding sendiri terdapat media offline serta online, Media offline semacam poster, billboard, dsb. Kalo media online terdapat Media social, web, youtube. Nah saat ini ini, dengan pertumbuhan teknologi digital, orang- orang kian banyak memakai gadet dalam kehidupan serta saat ini banyak pelakon bisnis menyadari trend itu dengan bergeser ke teknologi digital bagaikan media branding mereka.

Singkatnya soal media branding ini, kalian wajib ketahui sasaran pasar dari produk kalian itu siapa, perihal ini hendak membuat temen- temen ketahui media mana yang lebih pas buat kalian.

Hal Penting dalam Branding : Marketing

ini yang sangat menarik buat disimak merupakan strategi marketing. Strategi marketing ini berkaitan tentang metode kita menghadirkan brand kita dengan cara- cara yang dapat menarik, sebutan simplenya merupakan Nge- Iklanin brand kita. Strategi marketing ini pasti cakupannya luas ya, bergantung media branding yang digunakan. hal yang bener- bener wajib kamu perhatikan merupakan penyajian konten. Ini jadi kunci keberhasilan kalian dalam mem- branding produk kalian di media digital. Perhatikan isi konten supaya membuat audiens tertarik serta pula merasakan manfaat dari apa yang kita bagikan. Terdapat sedikit anjuran, walaupun tujuan kita merupakan buat menjual produk kita, tetapi jangan senantiasa posting dengan jualan- jualan aja. Melaksanakan Soft Selling pula dapat temen- temen jalani biar audiens tidak siuman kali kita lagi nge- iklan.

Secara basic, strategi marketing diatas harus kita pelajari diawal. Karena, berdialog tentang strategi, masih banyak sekali yang butuh dibahas serta kalian hendak temui istilah- istilah baru. SEO, SEM, Digital Campaign serta banyak lagi sebutan tentang Digital Branding.


Kesimpulan dari ulasan diatas merupakan sangat berarti buat menyadari kedudukan teknologi digital dalam mem- branding produk kita. Digital Branding jadi lebih efisien serta menjangkau lebih luas daripada branding konvensional. Di masa digital, kesempatan serta tantangan terbentuk bertepatan, perihal yang membuat kita terpancing buat tumbuh serta bertransformasi buat kemajuan bisnis kita. Pertanyaannya, Siapkah kita menyesuaikan diri?